Isu penyerangan ulama, Gatot Nurmantyo sebut ada pihak adu domba Islam
Dalangqq - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hadir di tengah sekitar 5000-an jemaah Majelis Al-Ihya Insan Kamil Bogor atas undangan Pimpinan Majelis KH Muhammad Husni Thamrin. Dalam kesempatan itu, KH Thamrin bertanya kepada Gatot mengenai isu penyerang tokoh agama oleh orang gila.
BERITA TERKAIT
Survei Alvara: Jokowi-Gatot kalahkan Prabowo-Anies
Survei Median: Elektabilitas Jokowi turun, Gatot, Anies dan AHY naik
Poltracking soal elektabilitas Cawapres: AHY 12,4 %, Anies 12,1 %, Gatot 11,4 %
"Saya mengutip kalimat yang pernah disampaikan Presiden Soekarno, 'Kekayaan alam Indonesia suatu saat akan membuat iri bangsa lain'," kata Gatot, Minggu (25/2).
Gatot menambahkan, kelangkaan sumber energi, makanan, dan minuman di dunia mengakibatkan negara seperti Indonesia menjadi incaran. Cara-cara untuk menguasai sumber daya alam Indonesia melalui adu domba sudah pernah dilaksanakan.
"Di Maluku pernah dicoba di adu domba antara Islam dengan Nasrani, di Poso hal yang sama juga terjadi, di Kalimantan Barat suku dayak dengan Madura. Usaha tersebut gagal dan tidak meluas secara nasional. Adalah para ulama yang memainkan peran sentral dalam mendinginkan suasana," katanya.
Menurutnya, sekarang sedang dicoba seperti yang dilakukan di Syria, yakni sesama Islam diadu domba. Cara yang paling mudah menghancurkan Indonesia sebagai negara Islam di dunia adalah melalui ancaman kepada para ulamanya.
"Ulama adalah pewaris ajaran nabi, ajaran nabi diajarkan dan diteruskan oleh para ulama dalam sebuah hadist nabi disampaikan bahwa 1 ulama setara dengan 10.000 umat. Bahkan dalam surat Ali-Imran 18 para ulama disejajarkan dengan malaikat," tuturnya.
Gatot mengatakan, sejarah pun mencatat bahwa revolusi jihad adalah hasil inisiatif dari KH Hasyim Ashari. KH Hasyim Ashari kemudian bersama 'Singa Siliwangi' KH Abbas bin Abdul Jamil memimpin pasukan jihad berperang melawan sekutu.
"Ini semua terjadi pada saat TNI (BKR) baru berumur 35 hari. Tidak bisa dipungkiri peran umat Islam melalui para ulamanya sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan lalu," katanya.
"Saya menambahkan bahwa sesungguhnya Panglima TNI pertama, Jenderal Sudirman, adalah seorang guru agama. Cerita menarik ketika Panglima Sudirman ditanya mengenai rahasia beliau bisa selalu lolos dari jebakan dan tembakan musuh. Panglima Sudirman selalu melakukan tiga (3) hal: pertama beliau tidak pernah batal wudhu, kedua selalu solat tepat waktu, ketiga melakukan segala sesuatu sepenuh hati dan ikhlas," imbuhnya.
Gatot menambahkan, para ulama dan ajarannya yang dapat menjaga sebuah negara dari azab Allah SWT. Menurutnya, kalau sudah tidak ada lagi ulama negara ini bisa sangat mudah dihancurkan.
"Oleh karenanya sekali lagi saya menyampaikan agar kita selalu waspada. Bahwa perbedaan adalah ciptaan Nya. Simpan dalam-dalam perbedaan, mari tonjolkan persamaan. Umat Islam, TNI dan Polri bersama menjaga para ulama. Maka mari kita satukan hati untuk Indonesia," katanya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar